Senin, 04 April 2011

PANEN CABE BERSAMA MENTRI PERTANIAN


Musim hujan yang berkepanjangan dan anomali iklim ditahun 2010 disertai dengan kebutuhan konsumen terhadap komoditas cabai yang meningkat di hari besar nasional Natal dan Tahun Baru 2011, membuat tidak seimbangannya antara jumlah pasokan dan permintaan/kebutuhan terhadap cabai, sebagian tanaman cabai di Indonesia mengalami penurunan produktivitas, sehingga secara nasional mengakibatkan jumlah pasokan cabai berkurang. Kurang memadainya infrastruktur yang ada di lokasi pertanaman, menyebabkan gangguan distribusi, sehingga harga cabai ditingkat konsumen melonjak cukup tajam dibandingkan dengan di sentra produksi. Hal ini mendorong Menteri Pertanian beserta ibu untuk turun langsung kelapang melihat keberadaan pertanaman yang ada dan berdialog dengan para petani setempat dan stakeholders. Kunjungan kerja Menteri Pertanian dilakukan di Kabupaten dan Kota Sukabumi pada hari Minggu tanggal 9 Januari 2011.
Hadir dalam rombongan kunjungan kerja Menteri Pertanian adalah Menteri Pertanian beserta Ibu Mieke Wahyuni Suswono, Bupati Sukabumi Drs. Sukmawijaya, MM beserta ibu, jajaran Kementan lainnya:
1.     Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Dr. Haryono),
2.     Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Informasi (Ir. Dedi Junaedi),
3.     Ditjen Hortikultura : Sesditjen  beserta Ibu, Direktur Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat beserta ibu dan beberapa jajaran eselon 3     dan 4,
4.     Badan Litbangtan : Kapuslitbang Hortikultura, Kepala Balitsa, Kepala BPTP Jawa Barat,
5.     Setjen Kementan : Karo Humas dan TU, Kepala Bagian Protokoler, Kepala Bagian Humas,
6.     Ditjen PPHP : Direktur Pemasaran Domestik dan beberapa eselo III.

 Acara ini juga diliput / mendatangkan beberapa media catak dan media elektronika seperti : Antara, Bisnis Indonesis, Investor Daily, Agro Indonesia, Sinar Tani, Kompas, Sukabumi Post, SCTV, Indosiar, TVRI, Anteve, MetroTV dan El Shinta.
Lokasi kegiatan kunjungan adalah :
1.     Panen cabai di Desa Pasir Datar Indah, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi.
2.     Pengembangan Lahan Pekarangan di Perumahan  RW 6, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.
Selesai acara kunjungan Menteri Pertanian, tim Direkturat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Obat melanjutkan kunjungan ke Pemuda Tani Maju (Yusal Fauzan, SE) yang telah berhasil mengembangkan cabai dan tomat di daam rumah naungan (± 4 Ha), yang tidak terpengaruh oleh anomaly iklim.

PELAKSANAAN KUNJUNGAN
A.    Panen Cabai
Pertanaman Cabai berada di hamparan lereng perbukitan seluas 50 ha dan yang siap panen pada saat kunjungan 3 Hakemudian dua hari berikutnya 5 Ha. Menteri Pertanian beserta ibu serta Bupati Sukabumi berkenan melakukan panen cabai dikebun salah satu kelompok tani di Desa Pasir Datar dan sempat melakukan dialog singkat di lokasi panen dengan petani yang dilanjutkan dengan temu wicara dan dialog dengan wartawan di tempat yang tersedia disekitar lokasi pertanaman.
Pertanaman cabai dilapang terlihat cukup bagus, produksi tidak begitu terpengaruh oleh cuaca, harga di tingkat petani sekitar Rp 18.000,- s/d Rp 20.000,- per kilogram.

B.    Temu Wicara di lokasi
Dalam kesempatan tersebut Menteri Pertanian menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :
1).  Kita harus bersyukur karena memilikilahan yang cukupluas dengan tingkat kesuburan yang relative tinggi,meskipunakhir-akhir ini ada kendala cuaca atau iklim yang kurang berpihak pada petani, Menteri Pertanian berharap agar petani tidak mudah menyerah dan harus tetap semangat dalam mengusahakan pertaniannya dengan melakukan perbaikan teknologi dan adaptasi terhadap perubahan perubahan dan fenomena yang terjadi.
2).  Komoditas pangan tidak musti identik dengan padi, masyarakat diminta untuk dapat merubah pola makan melalui deversifikasi pangan/karbohidrat dengan menambah konsumsi lauk pauk (ikan, daging, telur, susu), sayuran dan buah yang banyak mengandung gizi, vitamin dan mineral;
3).  Gejolak kenaikan harga cabai ini disebabkan karena tidak seimbangnya antara supplay – demand, akibat iklim yang menimbulkan dampak kerusakan pertanaman, serangan hama (OPT) dan mundurnya musim panen. Bencana alam erupsi Merapi dan Bromo ikut perperan dalam berkurangnya pasokan cabai. Buruknya infra struktur jalan usaha tani menjadi penghambat dalam pendistribusian yang berdampak pada tingginya beaya transpotasi.
4).  Beberapa sentra produksi yang menunjukkan siap panen satu bulan kedepan antara lain : Banten (Pandegelang dan Serang), Jawa Barat (Cianjur, Bandung Barat, Garut Ciamis, Tasikmalaya dan Sumedang). Jawa Tengah (Brebes, Tegal, Pekalongan) dan Jawa Timur (Nganjuk, Kediri, Jember dan Banyuwangi). Berbagai kegiatan yang sudah dilakukan antara lain pengembangan kawasan dan sentra produksi, fasilitasi pengembangan produksi melalui LM3,dana Tugas Pembantuan dan PMD.
5).  Sebagai upaya terobosan akan dilakukan Gerakan Tanam Cabai di Pekarangan di Perkotaan (wilayah Jabodetabek, Banten, lampung,  Surabaya, Makassar dan Medan) dengan cakupan sekitar 5.000 kelompok wanita tani/PKK atau sekitar 100.000 kepala keluarga yang didanai oleh APBN Reguler, APBN-P, APBD, CSR dari berbagai perusahaan dan sumber lainnya;

Beberapa hal yang disampaikan oleh petani :
1)   Untuk mengatasi fluktuasi harga dan produksi cabai, petani mengusulkan agar pemerintah dapat memfasilitasi pengaturan pola tanam sebagaimana yang dilakukan di Jepang. Informasi agar dapat diakses secara mudah oleh petani dikantor Dinas Pertanaian Kabupaten terdekat sehingga menjadi acuan/pertimbangan petani dalam menentukan luas tambah tanam.
2)   Agar pemerintah dapat memfasilitasi pasar /mengambil alih produksi dengan harga minimum, hal ini diharapkan agar proses produksi tetap dapat berjalan sepanjang musim, namun jika terjadi lonjakan harga  maka pemerintahpun dapat memberlakukan perhitungan royalty.
3)   Banyak diungkapkan adanya kendala petani dalam mendapatkan akses modal melalui perbankan;
4)   Desa Pasir Datar di laporkan belum pernah mendapatkan dana PUAP;
5)   Petani menginginkan adanya investor dalam agribisnis cabai dengan komposisi : 40 : 60 persen

TanggapanMenteriPertanian :
1)   Untuk memberlakukan pola tanam, perlu didukung dengan data base yang kuat, sementara pemerintah masih kesulitan dalam pengumpulan data base tersebut, namun saran diterima.
2)   Agar petani dapat menanam cabai sepanjang waktu tanpa terkendala musim dan alam, maka perlu digunakan teknologi naungan;
3)   Untuk mendukung permodalan, petani dapat memanfaatkan KUR  dengan bunga 22%, apabila pinjaman lebih dari Rp 20 juta rupiah, agunannya 20% dari nilai pinjaman serta bunga 14%;
4)   Untuk memperoleh pupuk dengan harga HET, petani dapat membeli dipenyalur kecamatan, bahkan untuk Gapoktan bisa mendapatkan pada distributor dengan harga kurang dari HET;
5)   Apabila petani kesulitan untuk mengakses modal melalui perbankan dan mendapatkan harga pupuk dengan harga yang tidak wajar dipersilakan untuk mengadu ke Kementan melalui SMS center no: 0813.8303.4444.

KonferensiPers (Pers realease)
1)   Produksi cabai nasional mengalami penurunan di akhir tahun 2010 dan awal tahun 2011, dikarenakan kondisi iklim yang ekstrim (musim hujan berkepanjangan), bencana alam (gunung meletus) yang sebagian besar dampak dari  bencana Merapi dan Bromo tersebut berada pada daerah sentra produksi;
2)   Anomali iklim yang menimbulkan dampak kerusakan hasil akibat terpaan hujan sehingga tanaman rusak dan serangan OPT meningkat, kerusakan saat panen dan pascapanen  menyebabkan rata-rata produktufitas hasil menurun hingga 30-40 %;
3)   Dari pengamatan di beberapa sentra produksi tidak terlalu tinggi di tingkat petani, seperti Ciamis harga cabai Rp. 25.000,-per kg; di Garut Rp. 30.000,-per kg dan Kediri Rp.40.000,-per kg. Lonjakan harga  tertinggi berada pada di tingkat pedagang;
      Sebelumnya kepada wartawan telah didistribusikan bahan pers realease pertanaman dan panen cabai sebagaimana terlampir.

 Kebun Pekarangan SIKIB
Menteri Pertanian beserta ibu, rombongan dan juga aparat Kota Sukabumi berkenan melakukan kunjungan ke Kelompok Tani Kadeudeuh, Cijangkar. Jumlah kelompok ada 60 orang dan merupakan binaan ibu-ibu SiIKIB. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan lahan pekarangan dan pengelolaan limbah rumah tangga adalah melalui: penanaman sayuran dan TOGA dilahan Pekarangan, Budidaya lele dumbo dan belut serta pengelolaan sampah dapur.
Kelompok telah memanfaatkan lahan untuk pertanaman sayuran dalam pot dan polybag, disamping memanfaatkan lahan terbuka di RW ini untuk kegiatan kelompok.